ASSALAMUALAIKUM WR WB
Selamat Pagi
Siswa - Siswi SMK TARUNA BANGSA
Pada pertemuan kali ini, Kita akan memasuki bab baru
PERTUNJUKAN MUSIK DALAM KRITIK
Kritik musik?
Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar kata
‘kritik’?
Apakah kata ‘kritik’ memiliki
arti negatif atau sebaliknya?
Bersifat membangun atau justru membuat orang takut atau marah?
Bersifat menjatuhkan atau justru
mendukung rasa percaya diri seseorang?
Apabila kamu adalah pihak yang dikritik, bagaimana respon kamu
ketika seseorang mengkritik
kesalahan yang kamu
lakukan dalam pertunjukan?
Bagaimana perasaan kamu
ketika menerima kritik
dari penonton yang
menganggap bahwa permainan musik kamu tidak sebaik musisi
profesional?
Apabila kamu adalah pihak pemberi kritik, bagaimana kamu mengemukakan kritik?
Apa tujuan kamu
mengemukakan kritik kepada pelaku atau
pemain pertunjukan?
Mengapa kamu mengritik hal tertentu dari pemain?
Mengapa kamu memberi kritik ketika pemain
tidak memainkan suatu karya
kolaborasi seni sesuai
dengan interpretasi kamu?
Mengapa kamu memberi
kritik ketika pemain
tidak menggunakan kostum
dan properti panggung
sesuai dengan selera kamu?
Dalam bab ini
kamu akan diperkenalkan
dengan kritik musik
dalam pertunjukan seni.
Untuk sementara, kita
lupakan pertanyaan-pertanyaan di
atas tentang bagaimana seseorang memaknai kata ‘kritik’. Kita awali dengan pengertian kritik terlebih dahulu.
A.PENGERTIAN
KRITIK
Apakah kritik?
Mengacu pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia
(2008), kritik diartikan sebagai
kecaman, kadang-kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik atau
buruk terhadap suatu
hasil karya, pendapat,
dan sebagainya. Kritik
akan membawa ke
arah kemajuan, jika
diterima dengan akal pikiran yang sehat dan maju. Kritik bagi
sebuah karya seni, baik koreografi,
komposisi, sastra, rupa dan artifak lainnya adalah suatu hal yang utama
untuk kemajuan positif. Berdasarkan
perngertian dari sumber itu, maka kritik musik
dalam pertunjukan seni. Berdasarkan pengertian dari sumber itu maka
kritik musik dalam
pertunjukan seni dapat
diartikan sebagai pertimbangan
baik atau buruk terhadap
kemampuan seseorang atau kelompok dalam
memproduksi musik/lagu atau karya musik dalam pertunjukan seni.
Dengan kata lain,
kritik musik dalam
pertunjukan seni memperlihatkan objek
dari kritik, yaitu musik, yang
berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi.
Pernahkah kamu
menyaksikan acara Indonesian
Idol? Atau, Akademi
Fantasi Indonesia (AFI),
Indonesia Mencari Bakat
(IMB), Kontes Dangdut
Indonesia (KDI), atau bentuk kompetisi lainnya yang disiarkan oleh
beberapa stasiun televisi swasta
nasional? Pernahkah kamu menyaksikan komentar yang diberikan
beberapa juri setelah
mendengar bagaimana seorang
penyanyi memproduksi suaranya?
Peranan juri
dalam suatu kompetisi
atau pertunjukan musik
dapat disamakan dengan
orang yang memberi
kritik atau kritikus.
Kritikus tidak hanya dipandang sebagai penilai, tetapi juga
sebagai seorang apresiator, yaitu
seseorang yang dapat menghargai karya yang sedang ia amati. Dengan
kata lain, seorang kritikus tidak hanya
dapat menilai produksi musik sebagai ‘baik’
atau ‘buruk’, tetapi
juga dapat menguraikan
atau menjelaskan mengapa
ia menilai musik itu ‘baik’ atau
‘buruk’.
Seorang
kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dasar, di antaranya:
pertama, seorang kritikus
harus memiliki kemampuan
atau pengalaman untuk mengobservasi atau mengamati suatu lagu
dengan teliti.
Kedua, seorang kritikus
harus memiliki kemampuan
atau pengalaman mendengarkan lagu dari beragam genre musik,
seperti pop, jazz, klasik Barat,
keroncong, dangdut, tradisi, dan lain-lain. Tidak hanya memiliki
pengalaman atau pengetahuan
tentang lagu dari
beragam jenis atau
genre musik, tetapi
seorang kritikus harus memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang
gaya lagu dari masing-masing genre. Ingatkah
kamu materi pelajaran yang pernah
kita bahas dalam
Bab 3 di
Semester I? Betul!
Dalam bab itu
kita pernah membahas tentang musik sebagai simbol,
nilai-nilai estetik dalam musik, dan
estetika musik. Nilai-nilai estetik dalam lagu atau musik memperlihatkan
gaya dari lagu atau musik yang
dinyanyikan. Selain itu, seorang kritikus juga harus memiliki pengetahuan tentang tingkat
kesulitan lagu-lagu yang dinyanyikan
atau dimainkan oleh musisi (penyanyi dan pemain musik). Bagaimana
suatu lagu atau
musik sebaiknya dihasilkan
oleh musisi (penyanyi
atau pemain musik) sehingga terdengar lebih menarik bagi
penonton atau pendengar.
Ketiga, seorang kritikus
harus memiliki wawasan
untuk memahami bagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya
dihasilkan oleh musisi (penyanyi
atau pemain musik)
sehingga terdengar lebih
menarik bagi penonton
atau pendengar.
Tujuan
kritik seni adalah untuk melakukan evaluasi seni, apresiasi seni, dan mengembangkan
seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Bagi masyarakat, kritik seni
berfungsi sebagai memperluas wawasan. Bagi seniman, kritik tampil sebagai
‘cambuk’ kreativitas.
KLIK LINK DIBAWAH INI UNTUK MENGERJAKAN TUGAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar